Oleh:
Nina Ramdhani
“Kalau mau jadi orang kaya, jangan jadi guru!”.
“Kalau dari kecil sudah bercita-cita jadi guru, besok tuanya harus siap sengsara!”.
“Kalau tidak mau melanjutkan kuliah, bapak kawinkan saja kamu sama guru!”
Begitulah tiga dari sekian banyak komentar orang tentang guru. Dari dulu hingga sekarang masih banyak orang memandang sebelah mata kepada guru. Apalagi untuk ukuran hidup jaman sekarang yang serba materialistis, dimana manusia hanya dipandang dari status sosialnya (Baca: uang, rumah, mobil). Namun demikian, kita tidak dapat menyalahkan komentar dan pandangan orang yang negatif seperti di atas. Dan tidak juga membenarkannya seratus persen. Mengapa demikian?
Guru = Profesional
Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesi. Sama dengan pekerjaan dokter, pengacara, arsitek dll. Seorang profesi dituntut untuk dapat bekerja secara profesional. Profesionalisme berkaitan erat dengan masalah kinerja. Untuk dapat dikatakan profesional, kita harus menunjukan kualitas kinerja kita yang baik. Yaitu mampu melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.
Guru yang profesional adalah guru yang mempunyai kualitas kinerja yang baik, yang mampu melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. Menurut UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, Profesional diartikan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Masih menurut UUGD juga, Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas sebagai berikut:
- Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
- Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan ahlak mulia;
- Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
- Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
- Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
- Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
- Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalannya secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
- Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan
- Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Lantas, bagaimana guru dapat menjawab komentar dan pandangan negatif tentang dirinya?
Guru = Kaya
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian orang masih percaya bahwa kekayaan hanya diwakili oleh uang. Dan masih banyak orang yang menginginkan keamanan ekonomi yang bisa diraih oleh uang semata. menurut saya ini hasrat yang manusiawi. Dan guru juga manusia yang boleh dan sah jika mempunyai hasrat dan keinginan yang sama.
Ada beberapa hal yang ingin saya sarankan kepada teman-teman seprofesi:
Pertama, setiap hari sebelum berangkat ke sekolah untuk mengajar, ucapkan dalam hati dengan penuh keyakinan “Saya guru kaya yang profesional!!!”. Perkataan positif seperti itu secara sadar maupun tidak membentuk daya dorong yang kuat untuk mendapatkan kekuatan pribadi.
Kedua, buang cara pandang sempit dan rendah diri karena kita guru. Ganti dengan pola fikir dan mind-set serta sikap dasar mental yang penuh kekuatan/powerfull bahwa tugas guru mulia, yaitu tugas merubah peradaban bangsa. Jika berhadapan dengan orang lain, kita boleh merendahkan diri dan merasa di bawah orang tersebut, walaupun secara struktural kita berada dibawahnya. Sebagai guru kita harus menempatkan diri sejajar dengan orang lain dengan usulan/inisiatif yang argumentatif.
Ketiga, Ubah gaya/penampilan fisik. Penampilan fisik yang saya maksud adalah mulai dari cara berpakaian yang bersih, segar, berpenampilan menarik. Juga karena pekerjaan guru senantiasa berinteraksi dengan manusia (murid,sesama guru,karyawan sekolah,orang tua murid,masyarakat sekitar dll), penampilan fisik juga berarti ekspresi wajah, pancaran mata, suara, gaya berbicara/pandai berkomunikasi, cara menyapa, cara mendengarkan, sikap tubuh, bahasa tubuh, dan cara berjalan.
Terakhir, Perluas wawasan pengetahuan dan pengalaman anda dengan belajar sepanjang hayat. Asah wawasan pengetahuan kita dengan memperbanyak menulis buku dan membuat penelitian. Karena dengan banyak menulis dan membuat buku, uang dengan sendirinya akan menghampiri kita. Ada banyak kisah sukses guru-guru yang kaya dengan produktif menulis dan membuat buku yang dapat kita jadikan inspirasi.
Maka…,kun fayakun!!! kalimat yang kita ucapkan setiap pagi dengan penuh keyakinan: “Saya Guru Kaya yang Profesional!!!!!!” akan menjadi kenyataan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar